Mengapa seseorang mendatangi lembaga pengadil ketika terjadi perselihan???Kenapa tidak diselesaikan sendiri saja diantara pihak yang bertikai????Pertanyaan yang konyol bukan??..tentu setiap orang yang bersengketa menginginkan petunjuk sang pengadil tentang peraturan atau undang-undang yang berkaitan dengan pertikaian tersebut, siapa yang salah, dan siapa yang benar secara hukum. Begitu Kan???? Tapi apa jadinya jika sang pengadil justru melemparkan aturan untuk dinilai sendiri ke pihak yang bersengketa???
Kejadian ini terjadi sekitar awal tahun 2008. Ketika itu adek gw, cewe, sedang mengendarai mobil bersama teman kuliahnya menuju jalan pulang di daerah permata hijau. Entah bagaimana ceritanya, Nyokap gw pun panik memanggil gw. Katanya adek gw tabarakan dengan seorang pengendara motor di Lampu merah Rumah Sakit Medika Permata Hijau, yang memang tidak jauh dari rumah gw. Gw pun langsung nyamperin adek gw.
Setibanya disana, wajah adek gw pucat. Dan seorang pria, berjaket kulit, gondrong, brewokan, sedang duduk di trotoar. Ternyata pria itu yang bersengketa dengan adek gw. Gw pun bertanya ke adek gw, apa yang sebenarnya terjadi. Setelah panjang lebar diceritakan, gw mulai mendapat gambaran tentang kejadian itu. Walaupun, ketika gw bertanya dengan si pria, pria ini juga bersikeras kalau yang salah itu adek gw. Biasalah, mana ada sih maling ngaku maling. Tapi, gw yakin, diliat dari lecet di mobil gw, gw yakin banget motor itu yang salah.
"Gini aja bang, adek abang itu yang salah. Sekarang gini aja, saya ga mau bohong deh..abang ganti aja spakboard saya yang pecah", bentak dia dengan logat batak.
Emosi saya pun terpancing," Pak, kalau memang adek saya yang salah, 1 miliar pun akan saya ganti Pak. Tapi, kalau bapak yang salah, satu perak pun ga akan pernah saya kasih!!!!", bentak gw balik. Perundingan panas pun terjadi. Si Batak ini nampaknya mulai melembut. Dengan berdalih istrinya sedang sakit menunggu dirumah, dan dia hanya karyawan rendahan, omongan bapak ini pun mulai memelas.
Tapi, bukan itu yang ada di otak gw saat itu. Gw penasaran dari dulu, gimana sih kalau kecelakaan seperti ini kita bawa ke kantor polisi??apa tanggepan dari pihak Polisi??kenapa sebagian orang lebih memilih untuk tidak berurusan dengan Polisi, dan menyelesaikan nya di tempat???
"Gini aja deh, Pak...Kita ke kantor polisi Kebon Jeruk, kita tanya, Kita lihat siapa yang salah",ajak gw. Bapak itu pun menjawab," Ya sudah lah, bang, ayo..".
Berangkat lah gw bertiga naek mobil, dan pria itu naek motor menuju Pos Polis Kebon Jeruk. Sesampainya disana, ada seorang Petugas yang menyamperin. "ada apa nih??", tanya polisi itu. " Biasalah,Pak..ada musibah sedikit", kata si Pria itu. lalu Duduk lah Petugas itu di Mejanya. Dan Adek gw serta Pria itu duduk berdampingan di depan si petugas. "Bagaimana ceritanya,Mas?", tanya Petugas itu ke Si Pria Batak. Si Pria Batak pun menjelaskan seperti apa yang dia jelaskan ke gw. Gw hanya duduk di sofa tepat di belakang adek gw dan si Pria Batak itu, dan Berhadap-hadapan dengan Si Petugas Polisi.
Dan Jawaban yang akhirnya bikin gw sadar, kenapa orang lebih memilih menghindari berurusan dengan Polisi pun terucap." Gini ya Mas, Mba..pertama-tama, saya ingin bilang, kalau di jalanan itu semua benar, ga ada yang salah...Sudah lah, Bapak ini minta ganti berapa, ganti sajalah...atau bagi dua, kalau memang tidak punya uang", jawab petugas Polisi itu yang membuat saya jengkel.
Saya pun langsung bangun dari tempat duduk saya."Maaf, Pak...ini bukan perkara uang. Kenapa saya datang ke sini, ke Kantor Polisi, untuk melihat perkara ini dari sudut aturan lalu lintas. kan, Bapak, lebih mengetahui aturan lalu lintas di banding kita. Cuma itu saja pak, bukan masalah uang", ucap gw.
SAng Petugas pun mengulang pernyataannya, " Kan seperti yang tadi saya bilang, di jalanan tuh ga ada yang salah..sudah lah, ngapain di bikin ribet sih..Mas ini mintanya berapa??..bla..blaa..."
Gw pun langsung motong omongan itu, dan mengajak si Pria Batak itu keluar. Si pria yang kemudian mengenalkan dirinya bernama Tarigan itu pun berkata, " yah, begini lah mas, kalau kita ke polisi..buang - buang waktu saja.."
hahahahahaha....kejadian itu menjawab pertanyaan-pertanyaan gw di awal, mengapa orang-orang di negeri ini lebih memilih menyelesaikan perkara sendirian, dari pada membawa perkara ke pihak yang lebih mengerti aturan dan bertugas sebagai penegak hukum. Toh "semuanya benar kan,"....dan " ga ada yang salah.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar